Walau usianya telah 92 th., tidak buat Husain Roni, warga Jagabaya II, Way Halim, Bandar Lampung, berpangku tangan. Ia masih tetap semangat berjualan berbagai macam kalkulator di ruang PKOR Way Halim.
Dengan Kenakan sarung berbaju batik motif garis-garis dan kenakan kopiah di kepalanya, ia menunggui lapak dagangannya.
Dengan nada terbata-bata Husain bercerita, dianya telah nyaris lima bln. berjualan kalkulator di ruang PKOR Way Halim. Tetapi, terlebih dulu ia berjualan di selama jalan Tempat tinggal Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM) Propinsi Lampung.
Sebelumnya berjualan kalkulator, Husain, sempat berjualan baju serta sepatu sisa. Pekerjaan itu dikerjakannya sepanjang beberapa puluh th.. ”Tahun 70-an, aku datang ke Lampung berjualan baju sisa, aku juga menikah di sini namun saat ini istri telah wafat dunia, ” katanya.
Ia mulai berjualan kalkulator di ruang PKOR Way Halim, mulai sejak jam 14. 00 WIB sampai jam 15. 00 WIB. Ia datang serta pulang berjualan diantarkan anaknya mengendarai sepeda motor.
“Setiap hari bila ingin dagang diantar anak aku, sesungguhnya aku tidak mau merepotkan anak. Karna, aku telah tua jadi minta diantarkan anak. Aku dagang ini tekad sendiri, anak tidak melarang. Anak ada 7 serta cucung ada 17. ” Kata dia.
Dirnya menjelaskan, Harga kalkulator Karce yang dijajakannya didapat lewat cara beli disebuah toko, lalu barang itu di jual kembali dengan harga beragam.
“Harganya bebrapa lain ada yang paling mahal Rp 45 ribu, aku ambillah untungnya Rp. 15 – 30 ribu. Satu hari paling laris 1-2 kalkulator. Orang saat ini telah tidak sering gunakan kalkulator karna telah ada handphone. Namun sehari-hari aku berjualan. Untung cukup untuk makan saja bila ada lebihnya aku kasih cucu, ” tuturnya.